Acara Rambu Solo Atas Meninggalnya Alm Ludia Lai” di Kecamatan Rembon Tana Toraja.

TANATORAJA,kabarbpp.net-TanaToraja memang terkenal dengan keunikan kebudayaannya. Salah satu budaya Toraja yang unik adalah upacara pemakaman yang disebut Rambu Solo. Rambu Solo adalah suatu prosesi pemakaman masyarakat Tana Toraja, yang tidak seperti pemakaman pada umumnya.
Foto:Acara ma'pasonglo

Melalui upacara Rambu Solo inilah, bisa Anda saksikan bahwa masyarakat Tana Toraja sangat menghormati leluhurnya. Prosesi upacara pemakaman ini  terdiri dari beberapa susunan acara. Dimana dalam setiap acara tersebut Anda bisa menyaksikan nilai-nilai kebudayaan yang sampai sekarang masih dipertahankan oleh masyarakat Tana Toraja.

Hasil kunjungan Media online kabarbalikpapan ke tana toraja kami menyempatkan diri untuk meliput langsung acara rambu solo atas nama Almh Ludia Lai  di kampung Tambolang Lembang Talian Kecamatan Rembon Tana Toraja Selasa (12/02/19)
Menurut pihak keluarga Almh Ludia Lai meninggal tanggal 2 Desember 2018 kemudian proses untuk pemakaman :
 
foto:acara manglamunkaropi Almh Ludia Lai'
                                                                                         
>Tanggal 5Februari 2019 mayat dipindahkan kepeti bundar kemuadian peti yang lama dikubur istilahnya(manglamun karopi).

>Kemudian tanggal 10 Februari,mayat sudah di peti bundar di pindahkan keterus rumah (Mellao Tando).

>Tanggal 11 Februari,mayat diturunkan kelumbung istilah( Melao Alang)

>Tanggal 12 Februari,Mapasonglo mayat dari Lumbung diarak keliling kampung baru dinaikan ke lakkean setelah itu dilanjutkan acara penerimaan tamu yang sudah disediakan tempat masing-masing yang disebut lantang

>Tanggal 13 Februari acara Adat pemotongan hewan(Pantondokan mantunu)

>Tanggal 14 Februari Acara penguburan,juga melakukan pemotongan hewan sebagai tulak bala      
 
foto:pemotongan hewan dlm acara pasonglo
Menurut salah satu keluarga menjelaskan,secara garis besar upacara sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi orang yang sudah meninggal.
Sementara  salah satu suku Toraja  bapak Tandi allo yang diwawancarai kabarbalikpapan disela-sela acara mapa song  berlangsung menjelaskan ,“Dalam adat istiadat Tana Toraja, masyarakat mempercayai bahwa setelah kematian maih ada sebuah ‘dunia’. ‘Dunia’ tersebut adalah sebuah tempat keabadian dimana arwah para leluhur berkumpul. Serta merupakan tempat peristirahatan,”ucapnya

Toraja menyebutnya Puya, yang berada di sebelah Selatan Tana Toraja. Di Puya inilah, arwah yang meninggal akan bertranformasi, menjadi arwah gentayangan (Bombo), arwah setingkat dewa (To Mebali Puang), atau arwah pelindung (Deata). Masyarakat Toraja mempercayai bahwa wujud transformasi tersebut tergantung dari kesempurnaan proses upacara rambu solo. Oleh karena itu, Rambu Solo juga merupakan upacara penyempurnaan kematian.”kata tandi allo
Foto:Keluarga besar alm Ludia Lai'
Selain itu, Rambo Solo menjadi kewajiban bagi keluarga yang ditinggalkan. Karena hanya dengan cara Rambu Solo, arwah orang yang meninggal bisa mencapai kesempurnaan di Puya. Maka keluarga yang ditinggalkan akan berusaha semaksimal mungkin menyelenggarakan Upacara Rambu Solo. Akan tetapi, biaya yang diperlukan bagi sebuah keluarga untuk menyelenggarakan Rambu Solo tidaklah sedikit. Oleh karena itu, upacara pemakaman khas Toraja ini seringkali dilaksanakan beberapa bulan bahkan sampai bertahun-tahun setelah meninggalnya seseorang,”ucapnya

Masyarakat Tana Toraja mempercayai bahwa Rambu Solo akan menyempurnakan kematian seseorang. Oleh karena itu, mereka juga beranggapan bahwa seseorang yang meninggal dan belum dilaksanakan Upacara Rambu Solo, maka orang tersebut dianggap belum meninggal. Orang ini akan dianggap bahkan diperlakukan seperti orang yang sedang sakit atau dalam kondisi lemah.
Orang yang dianggap belum meninggal ini, juga akan diperlakukan seperti orang yang masih hidup oleh anggota keluarganya. Misalnya dibaringkan di ranjang ketika hendak tidur, disajikan makanan dan minuman, dan diajak bercerita dan bercanda seperti biasanya, seperti saat orang tersebut masih hidup. Hal ini dilakukan oleh semua anggota keluarga, bahkan tetangga sekitar terhadap orang yang sudah meninggal ini,”uangkapnya
foto:karangan bunga dari keluarga dan sahabat alm

Maka untuk menggenapi kematian orang tersebut, pihak keluarga harus menyelenggarakan Rambu Solo. Oleh karena biaya yang tidak sedikit, maka pihak keluarga membutuhkan waktu untuk mengumpulkan dana untuk upacara pemakaman. Biaya untuk menyelenggarakan Upacara Rambu Solo berkisar antara puluhan juta sampai ratusan juta rupiah. Itulah sebabnya mengapa di Tana Toraja orang yang meninggal, baru akan dimakamkan berbulan-bulan setelah kepergiannya,”tandas tandi Allo( beny)

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Jasa Penyewaan Mobil

SERVICE KOMPUTER & LEPTOP

JUAL BELI MOBIL BEKAS

TRAVEL

Postingan Populer

Arsip Blog

Recent Posts