Untuk itu, pihak veteran dan anak cucu pejuang Kota Balikpapan meminta kepada pihak Pertamina untuk membangunkan tugu yang sama tapi harus tetap berada di dalam kawasan Karang Anyar, tempat terjadinya demonstrasi yang saat itu dipimpin oleh Abdul Moethalib untuk mengibarkan sang saka Merah Putih, karena di Jakarta, Bung Karno – Hatta telah memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agutus 1945.
Setelah 70 tahun lebih, tugu pejuang tersebut kalah kondang dari tugu Australia di kawasan Lapangan Merdeka dan makam prajurit Jepang di Lamaru. Tugu pejuang dibangun dengan sangat sederhana itu memang kurang layak. Karena itu, veteran dan anak cucu pejuang kembali berjuang agar Pertamina membangunkan tugu yang lebih layak.
Menurut ketua Veteran Balikpapan Joseph Worang yang ditemani seorang anak pejuang Rafidah menuturkan, awalnya Pertamina mau membangunkan tugu di kawasan kelapa sawit. Tapi kemudian pada pertemuan lain, di kawasan rumah cagar budaya Dahor. Tentu saja itu ditolak mentah-mentah.
Veteran dan anak cucu pejuang mengusulkan di kawasan lahan Diklat Pertamina, bersisian dengan Blue Sky Hotel dan kawasan Balai Gembira, berdekatan dengan SPBU Karang Anyar.
Pertemuan pada Jumat (12/4) pihak Pertamina yang diwakili Nana DS (public relation), Aditya, Asep Cahyana, Kabid Dinas Sosial Kota Balikpapan Abdul Majid, para pengurus Veteran Kota Balikpapan dan pejuang PJD Koesman, menyetujui kawasan Balai Gembira.
“Kami berterima kasih karena pihak Pertamina menyetujui usulan kami yang di kawasan Balai Gembira itu,” ujar Joseph Wongkar yang diamini oleh anggota veteran Max Lumintang di kantor sekretariat LVRI Kota Balikpapan di kawasan Balikpapan Permai, Senin (15/4),(*/riel)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar