Pentingnya Pengawasan Berbasis Warga Terhadap Pengelolaan Kelistrikan diKaltim Pada Jaringan Barito dan Jaringan Mahakam

BALIKPAPAN-KB-Sentra Program Pemberdayaan dan Kemitraan Lingkungan (STABIL) Bekerja sama dengan Forum Masyarakat Untuk Transparansi ( Format) menggelar diskusi kelompok terarah di Hotel Pacific, Rabu (7/11/2018).
Foto:koordiantor perkumpulan Stabil Hery Sunaryo(by/kb)
Tema diskusi yakni Peningkatan Akuntanbilitas dan Integritas di Sektor Kelistrikan Melalui Pemantauan Berbasis Warga.

Kegiatan ini bertujuan untuk memaparkan hasil pemantauan kawan-kawan terhadap pengelolaan kelistrikan dikaltim yg dilakukan kawan-kawan Perkumpulan STABIL, sekaligus merumuskan metode pemantauan yg tepat berbasis warga terhadap pengelolaan kelistrikan di Kaltim ,”Kata koordinator perkumpulan Stabil, Hery Sunaryo, kepada kabarbalikpapan.net lewat pers rilis, Jumat (9/11/2018).

Acara Pemantik diskusi ini menghadirkan narasumber Affan Tojeng “Banong” dari Transparency International Indonesia (TII), Rektor Uniba Dr Piatur Pangaribuan AMd SH MH, Rektor Uniba, Ketua Ombudsman RI Perwakilan Kaltim Kusharyanto.

Dilanjutkan dengan penyampaian data hasil penelitian kondisi kelistrikan di Kaltim khususnya vendor energy kelistrikan menggunakan Transparency In Corporate Reporting ( TRAC) oleh dua peneliti Stabil yakni Besti Fitraini dan Eva Kumala.

Sayangnya dalam kegiatan ini pihak PLN tidak hadir padahal manajemen PLN sudah diundang dalam kegiatan ini dengan harapan bisa memberikan pengayaan terhadap proses diskusi ini,” tegas Hery

Menurut Hery Partisipasi masyarakat dalam proses pengawasan proyek kelistrikan sangat diperlukan.Baik dari proses Hulu hingga hilir, ada empat tahapan pengelolaan kelistrikan yg perlu diawasi yg pertama Pada tahap pembangkit listrik, yang kedua pada tahap transmisi, yg ketiga tahap distribusi, dan yg keempat tahap instalasi,” ucapnya

Saat ini kami melihat PT. PLN selaku pengelola kelistrikan pada jaringan Barito dan jaringan mahakam terbilang kurang memberikan berbagai informasi terhadap proses perencanaan pengelolaan maupun pd proses implementasi kegiatannya, sehingga seringkali masyarakat dikagetkan dengan perlakuan yg kurang baik semisal ketika terjadi pemadaman listrik yg secara tiba-tiba tanpa informasi,kemudian adanya kenaikan pembayaran beban listrik yg tiba-tiba naik, adanya aturan pembelian vocer listrik yg terbilang cukup mahal, sehingga seringkali masyarakat dikejutkan dengan berbagai kebijakan PLN yg jauh dari harapan masyarakat.

Belum lagi ketika kita berbicara proses PBJ diinternal PLN yg melibatkan berbagai vendor PLN yang terlibat dalam proyek kelistrik juga harusnya mampu menyediakan keterbukaan informasi kepada publik, sebagai mana yang dimandatkan didalam UU 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. hal ini sebagai bentuk komitmen bersama dalam upaya meminimalisir terjadinya tindak pidana korupsi,”tegasnya lagi

Menurutnya, masyarakat perlu diedukasi mengenai hak dan kewajibannya, serta diperlukan mekanisme pemantuan dan pelaporan yang mampu mengakomodasi laporan dari masyarakat dengan efektif dan efiesien. Mengingat Listrik merupakan sala menjadi perhatian Pemerintah saat ini,” ujarnya

Presiden Joko Widodo melalui Program Nawacita berusaha mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor strategis khususnya kedaulatan energi. Pembangunan megaproyek pembangkit listrik 35 ribu MW yang dicanangkan pada tahun 2015 bertujuan untuk memberikan akses listrik kepada masyarakat, memenuhi kebutuhan masyarakat, memberikan listrik dengan kualitas yang baik serta harga yang wajar dalam mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan merata di seluruh wilayah Indonesia.

“Megaproyek pembangkit listrik 35 ribu MW membutuhkan dana investasi yang sangat besar, diperkirakan mencapai Rp 110 trilliun sehingga dibutuhkan pelibatan masyarakat untuk bisa mengawasinya dan tentu pengerjaan project ini juga membutuhkan pihak swasta dalam proses pengerjaannya,” terang Hery. PLN akan membangun pembangkit sebesar 10 ribu MW dan 25 ribu MW akan ditawarkan kepada pihak swasta atau independent power producers (IPP).”ucap hery Sunaryo

“Namun, beberapa kendala teknis dalam mendorong proses Akuntabilitas pada sektor kelistrikan diantaranya adalah lemahnya pengawasan terhadap penggunaan anggaran terutama dalam pengadaan barang dan jasa masih ditemukan pada megaproyek yang telah berjalan selama 3 tahun ,”tutup hery

Rilis     :Koordinator Perkumpulan Stabil Hery Sunaryo
Editor :Beny KB  



Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Jasa Penyewaan Mobil

SERVICE KOMPUTER & LEPTOP

JUAL BELI MOBIL BEKAS

TRAVEL

Postingan Populer

Arsip Blog

Recent Posts