Foto:Conprecsi pers oleh Dirjen GTK Dr Supriono M.Ed |
Ini ditandai dengan dimulainya program tersebut saat Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Dr. Supriano, M.Ed, menjadi Inspektur Upacara (Irup) Pada Upacara Pembukaan Bimbingan Teknis Satgas Pamtas Yonif Raider 600/Mdg Senin(11/03/19)
Foto:Dirjen GTK membacakan amanat |
Selain itu, bimbingan teknis ini merupakan pelaksanaan dan perjanjian kerjasama pada tanggal 27 Februari 2019 antara Direktur Jenderal GTK dengan Asisten teritorial KASAD tentang penguatan kompetensi dalam proses pembelajarannya di kelas kepada personel TNI AD pada satuan pendidikan di daerah 3T, untuk memenuhi kebutuhan guru di daerah perbatasan.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Pendidikan, Dr. Supriono, M.Ed yang ditemui selepas acara pembukaan bimbingan teknis secara ekslusif mengungkapkan bahwa TNI sudah memasuki dunia pendidikan selain melaksanakan tugas utamanya menjaga kedaulatan NKRI.
"Memang sebenarnya, selama ini TNI sudah masuk ke pendidikan secara otomatis, karena memang memiliki tugas untuk mendidik," jelasnya
Lanjut Supriono, dengan tugas mendidik tersebut, perlu diberikan pembekalan untuk menjadi tenaga pendidik dan menjadi pedagogi (kompetensi guru pengajar) yang baik lalu menjadi garda terdepan jika daerah perbatasan tersebut kekurangan guru.
Secara khusus, perjanjian kerjasama ini bukan untuk menjadikan tentara beralih fungsi sebagai guru, namun untuk memberikan bekal kepada prajurit TNI AD yang bertugas di daerah perbatasan dan sewaktu-waktu bisa membatu pemerintah dalam memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat yang sekolahnya kekurangan guru, disamping melaksanakan tugas utama menjaga kedaulatan NKRI.
Foto:Besama Dirjen GTK dan Jajaran TNI |
"Nantinya, TNI AD ini akan berada di daerah penugasan (Malinau dan Nunukan) selama 9 bulan. Harapannya ketika mereka kembali, akan ada laporan bahwa di daerah ini tidak ada SD, di daerah ini tidak ada SMP dan seterusnya," lanjutnya lagi.
Dilaksanakan di dua lokasi bersamaan, yakni Batalyon Infanteri Raider 600/Mdg Balikpapan dan Batalyon Infanteri Raider 303/SSM Kostrad, dengan jumlah peserta masing-masing lokasi 450 orang, sehingga total peserta sebanyak 900 orang prajurit TNI AD.
Para personil TNI AD akan dibekali 5 kemampuan yaitu penguatan pendidikan karakter, bela negara, baca tulis hitung, kecakapan hidup dan keterampilan. Materi-materi ini akan dibimbing dan dilatih oleh widyaiswara dan dosen-dosen yang berpengalaman dan terlatih dibidangnya dengan pola 40 jam selama 4 hari. Setelah bimbingan teknis, para peserta akan di tempatkan di Kabupaten Nunukan dan Malinau, sesuai dengan tugas penjagaan perbatasan dari Yonif Raider 600/Mdg Balikpapan dan Yonif Raider 303 /SSM Kostrad yang berada di cikajang Garut.
Terpisah Aster kasad menyampaikan bahwa sinergi ini merupakan upaya bersama untuk mencerdaskan dan melindungi bangsa ini, disatu sisi sangat bermaanfaat meningkatkan kualitas dan SDM bagi prajurit yang mendapatkan Bimbingan," ujarnya pada Media.
Rilis :Pendam VI Mulawarman
Editor : Beny kabarbalikpapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar